Skip to main content

Bila Kesempurnaan Adalah Manusia


Industri film dibanjiri banyak sekali orang-orang yang enggak cuma berbakat, tetapi juga sedap dipandang. Memang sih, keelokan fisik didepan kamera merupakan salah satu jobdesk mereka. Hanya saja manusia bukanlah makluk yang sempurna, keelokan rupa dan performa seorang aktor kadang-kadang enggak berjalan selaras. Tetapi hal itu enggak berlaku buat Alain Delon

Lahir dari keluarga yang sama sekali enggak nyeni, Alain bukan seseorang yang mengharapkan bermain peran sebagai mata pencaharian. Alain kecil adalah seorang cowok bandel yang pernah dikeluarkan dari sekolah karena gayanya yang berandal. 

Setelah orangtuanya bercerai, Alain terpaksa hidup bepindah-pindah dari satu orangtua angkat ke orangtua angkat lain, karena pengambilan hak asuh bersama yang dilakukan kedua orangtuanya selalu berakhir dengan enggak memuaskan. Alain juga sempat bergabung dalam Angkatan Laut Prancis dan berperang di Indochina saat masih berusia tujuh belas.


Alain memulai karir aktingnya pada tahun 1957. Ia yang waktu itu baru saja dikeluarkan dari Angkatan Laut, mengekori kawan aktornya, Brigette Auber untuk menghadiri Cannes Movie Festival. Dalam kesempatan itu Alain kemudian bertemu dengan David O. Selznick dan mengawali debut sinemanya dengan film Send a Woman When the Devil Fails (1957). Sejak saat itu karir aktingnya mulai merangkak naik. Sebutan 'seks simbol'-pun mulai melekat pada dirinya.

Pria yang kemarin baru saja merayakan ulang tahun ke-85nya ini tidak menjadi simbol seks Perancis tanpa alasan. Lihat saja penampakan dirinya, mata biru, hidung lucu, bibir seksi, dan bentuk wajahnya yang nyaris sempurna. Enggak seorangpun bisa mengelak keiindahan seorang Alain Delon. Kalau aku boleh sedikit berlebihan, Alain Delon ini gantengnya kaya bukan manusia, hampir kaya lukisan-lukisanya Johannes Vermeer.

Alain Delon sebagai Tom Ripley dalam Plein Soleil (1960)

Selain ganteng dan mempesona, Alain juga merupakan seorang aktor yang solid dan penting bagi sejarah perfilman Prancis. Gayanya dalam bermain peran lebih lues dan bebas ketimbang aktor-aktor Prancis lainya pada masa itu. Ia memasabodohkan nilai-nilai maskulinitas, yang waktu itu sangat kental, demi menghadirkan performa akting yang enggak cuma maksimal tapi juga indah. Well, misinya ini terbukti berhasil ketika Alain bermain dalam Plein Soleil (Renè Clèment, 1960), yang merupakan adaptasi dari novel karangan Patricia Highsmith, The Talented Mr. Ripley. Alain memerankan karakter Tom Ripley yang saiko dan narsis dengan karismatik dan mempesona. Lirik mata birunya bikin deg-degan parah sepanjang nonton. Karena apa-apa yang dipikirkan Ripley dibaliknya, selalu jadi misteri yang aku sendiri enggak mau tahu gimana akhirnya. 

Claudia Cardinale (kiri) dan Alain Delon (kanan) dalam The Leopard (1963)

Jika Tom belum cukup bikin terpesona maka peranya sebagai Tancredi, seorang abdi negara ganteng dalam drama klasik The Leopard (Luchino Visconti, 1963) bakal bikin kamu bertekuk lutut. Beradu akting bersama aktor legendaris Burt Lancester dan si cantik Claudia Cardinale, Alain yang enggak pernah sekolah akting (bahkan enggak lulus SMA ) dapat mengimbangi bahkan cenderung bermain lebih tangguh. 

Selain itu perannya sebagai pembunuh bayaran, Jeff Costello dalam Le Samorai (Jean Pierre Meville, 1967) juga keren banget. Peran Alain sebagai Jeff selalu dianggap sebagai performa terbaik Sang Aktor, terbukti dengan kemenangan beliau sebagai Best Actor dalam Golden Train Award. Alain yang beberapa tahun sebelum itu kerap memainkan peran saiko, rupanya bisa memerankan Costello, seorang pembunuh bayaran yang kesepian dan lelah.

Alain sebagai Jeff Costello dalam Le Samorai (1967)

Dibalik pesona didepan layarnya, Alain Delon juga merupakan seorang pria yang cerdas dan menarik. Alain dikenal sebagai seseorang yang PD dan gampang ngide. Usut punya usut, dalam kerja samanya dengan sutradara Renè Clèment, Alain tadinya didapuk untuk memerankan karakter Philippe Greenleaf (yang waktu itu diperankan Maurice Ronet), namun Ia meyakinkan Pak Produser untuk men-cast dirinya sebagai Tom Ripley saja. Tingkahnya yang sok ngide itu ternyata berbuah manis. Sebab Tom Ripley versinya itu kini menjadi salah satu dari banyak peran ikonik yang pernah Ia mainkan. Bahkan aku bisa bilang, kalau Tom Ripley-nya Matt Damon enggak ada apa-apanya kalau dibandingkan sama punya Alain!

Alain  juga merupakan seseorang yang progresif. Persahabatanya dengan sutradara Luchino Visconti adalah salah satu buktinya. Visconti adalah bagian dari komunitas queer yang cenderung terang-terangan, bertolak belakang dengan kebanyakan orang di Prancis pada masa itu yang lebih memilih menutupi-nutupi orientasi seksual mereka. Alain juga pernah berkerjasama dengan sutradara Joseph Losey dalam mengerjakan drama kriminal, Mr. Klein (1976), meskipun dirinya dan Losey berbeda pandangan politik.


Siapa sangka Alain kecil yang nakal dan berandal itu kini telah menjadi seorang aktor legendaris, penting, dan (tentu saja) adalah salah satu dari yang terbaik diseluruh benua Eropa (bahkan mungkin dunia). Meski sudah bertahun-tahun sejak masa kejayaanya, film-film yang dibintangi Alain masih ditonton para penikmat sinema. Beberapanya bahkan dianggap sebagai film klasik.

Comments

Popular posts from this blog

Kampanye Random People

Pernah nggak sih kepikiran, 'Ah, postingan gue random banget gila'. Nggak berfaedah dan lebih parahnya lagi, nggak ada visitors yang sudi baca apalagi menanggalkan komen di kolom komentar! Duh, kehidupan di alam dunia yang fana ini sudah anti-sosial-sosial-club, masa di dunia maya sebegitu suramnya. Karena saya juga merasakan hal suram itu gue pun memutuskan untuk bikin;   Random ( noun .) tidak teratur. jadi pemikirannya sedang tidak taratur/acak- acakan. Begitulah kiranya random menurut kitab gaul. Nah jadi maksudnya Random People tuh apa sih? Jadi seperti yang udah dipapakarkan diatas ya, ini kampanye khusus buat kalian yang blognya berkonsep 'aku' banget. Nge-post se-egois kamu, apapun yang kamu suka, kamu post begitu aja, masa bodo mau ada yang komen apa enggak. Nah, saya pengen ngajak blogger setipe itu untuk bareng-bareng saling men support satu sama lain. Kali aja nanti kita bisa jadi komunitas yang besar dan punya kegiatan sosial juga, iya kan?

What Should You Do After Joined #RandomPeople

[₁] Maaf nih sebelumnya. Setelah di cek lagi ternyata oh ternyata. Kami lupa masang di formulir tentang url blog kalian. Hehe, pasti nih ada beberapa dari kalian yang juga sudah merasakan kejanggalan ini. Iya kan? Nah, untuk itu kami minta tolong sama kalian untuk ngasih tau url blog kalian lewat komentar.  Formulirnya sudah di update. Tapi bagi kalian yang merasa belum, please  kasi tau url blog kalian di kolom komentar atau di c-box. [₂]   GROUP CHAT KITA SEKARANG ADA DI HANGOUT.   Jangan merasa nggak punya Hangout ya gengs. Aplikasi dari Google ini adalah aplikasi yang umumnya tersedia sebagai aplikasi default di android kamu. Ketika kamu punya akun Google+ otomatis kamu dapat memakai semua layanan Google kan? Termasuk, Hangout. Tetapi kami membutuhkan e-mail kalian nih, untuk masukin kalian ke Groupchat kita.  SO, MAKE SURE YOUR E-MAIL IS RELEVANT, USED AT YOUR BLOGGER AND GOOGLE PLAY ACCOUNT. THANKS. [₃] Namanya komunitas online. Nggak lengkap banget kalau nggak ada

GROUP CHAT?

Hai hai! Maaf ya guys sebelumnya ini pengumuman telat banget. Habisnya namanya juga anak baru keun :3 sibuk diMOS. So, yeah nggak usah panjang-panjang langsung deh kita urai dulu kenapa, apa. manfaat, dari dibuatnya grup ini. Kok Line? Line adalah grup chat besutan NAVER. Setelah Blackberry Messenger, Line adalah aplikasi tukar pesan instan yang paling digunakan dinegara kita, Indonesia ini. Setelah dilihat dari banyak ulusan, sepertinya para randomers pada punya Line, deh. Yang merekomendasikan untuk memakai GC Line juga lebih banyak dari pada rekan sejawatnya, seperti WhatsApp, Hangouts dan lain-lain. Selain itu dengan banyaknya stiker imut yang disediakan Line, group chat kita pasti jadi terkesan lebih hidup! Ngobrol-ngobrol Cantik Seperti yang udah pernah disampaikan di post-post sebelum ini--yang ber-tag #RandomPeople. Udah dijelasin ya kalau kita itu grup online yang landasan idiilnya adalah mencari teman seperjuangan? Nah! Dengan adanya fasilitas groupchat kalian